Pemberian Tuhan Adalah Yang Terbaik
Perjalanan kehidupan setiap manusia berbeda-beda. Akan berujung seperti apa, bagaimana, dengan siapa, ataupun dimana, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. ada kalanya hidupnya berjalan mulus, semulus aspal korea dan mendapatkan banyak pujian, sementara itu tidak bisa bertahan sampai finish. Ada juga yang perjalananya dari awal sampai akhir cemerlang, sukses, terpercaya. Terkadang juga ada yang berjalan diawal biasa saja dengan akhiran yang menabjukan. Juga tidak sedikit yang dalam kehidupanya dari awal sampai akhir kurang beruntung. Semua itu adalah pemberian Tuhan, tinggal bagaimana kita menyikapi. Bukankah Tuhan memberikan cobaan pada hambanya tidak melebihi kemampuanya? Enak atau tidak tergantung bagaimana cara menghadapai dan menyikapi. Karena kopi yang dasarnya pahit akan menjadi manis ketika kita meneguk dengan rasa nikmat.
Ada yang mengatakan hidup adalah Takdir...
Juga ada yang berkata hidup adalah pilihan..
Semua yang dihadirkan terhadap kita adalah Takdir Yang Maha Kuasa. Baik atau buruk adalah pilihan. Namun ketika sudah terjadi padamu itu adalah takdir. Setiap manusia diciptakan dengan hati dan akal dituntut untuk berfikir, memilih jalan mana yang akan di lewati. Jika memilih jalan baik akan berujung pada kebaikan jika memilih jalan buruk akan berujung kerugian. Kebaikan identik dengan surga, sedangkan burukan identik dengan neraka. Sudaj banyak yang mengingatkan di berbagai ceramah, pidato, seminar bahwasanya berbuat baiklah maka akan kaubdapatkan surga dan jika kau berbuat buruk akan mendapatkan neraka (masuk neraka). Sebenarnya audah jelas peringatan itu, namun ketika kita berhadapan dengan situasi yang tidak bersahabat disertai iman yang kurang kuat. Melakukan larangan/ berbuat buruk akan menjadi pilihan. Rasanya, hidup ini merasa masih panjang dengan rencana taubat di umur 50 tahunan. Padal dalam hidup ini tidak ada yang pernah tau kapan ajal menerkam.
Jika di pikir-pikir, Pemberian Tuhan adalah kebaikan. Semua yang datang dengan sedemikian rupa merupakan pemberian yang terbaik. Bagaimana tidak? Semua yang diciptakan di dunia ini ada hikmah dan manfaatmya. Hanya saja kita yang membeda-bedakan adanya baik dan buruk. Seringkali kita terjebak dalam kenikmatan tidak mampu mengolah dengan baik, sehingga bersikap paling baik diantara yang lain. Setiap manusia yang terlahir di dunia ini tidak terlepas dari dua hal, mereka adalah nikmat dan cobaan. Mustahil jika manusia akan terlepas dari dua hal itu. Sering membeda-bedakan antara dirinya dengan yang lain bahwa dirinya lah yang paling baik. Pada kenyataan yang terlampir disetiap hari bahkan mungkin waktu, untuk menyadari bahkan menghilangkan sifat baik dari yang lain sangatlah sulit. Beberapa ada yang mengatakan "Aku begini adanya, bukan karena pamer ataupun sombong. Tapi karena aku melihat banyak yang melebihiku sehingga aku harus merasa lebih baik darinya."
Kehidupan yang terus berjalan tanpa mengenal siapa, bagaimana statusnya mendorong manusia untuk berfikir akan berjalan kearah manakah dirinya? Sementara ada dua pilihan lagi yang hampir sama seperi dua hal yaitu berbuat baik atau berbuat buruk. "Dalam diri manusia terkandung dua sifat, yaitu sifat ke malaikatan dan sifat ke setananan. Untuk wilayah dada keatas itulah sifat ke Malaikatan dan untuk wilayah dada kebawah ialah sifat kesetanan." Beberapa memang tidak mengetahui, untuk sifat ke Malaikatan maksutnya sifat baik dan sifat kesetanan diartikan sifat buruk/atau tidak baik. Tegasnya K.H Anwar Yazid begitu dalam pengajian kemarin.
Namun sebenarnya jika kita berfikir agak mendalam. Adanya tidak baik sebenarnya kurang tepat. Karena apa? Allah menciptakan segala yang ada di langit maupun di bumi pasti ada hikmah dan manfatnya. Lantas yang membedakan adanya baik dan buruk sebenarnya kita sendiri karena kurangnya rasa syukur dan berfikiran negatif terhadap apa yang tidak disukai. Bukankah yang demikian ini sering kita lakukan. Sebaiknya kita janganlah menghukumi, menjudge dengan apa yang kita mau. Setiap manusia diberikan akal dan dibebaskan untuk memilih apa yang dia mau. Masalah baik atau buruk, surga atau neraka biarah menjadi urusan Tuhan Yang Maha Esa. Mengapa harus mencampuri urusanNya, kita diciptakan melainkan hanya untuk beribadah kepadaNya. Sudahlah, berhenti saja, mari kita hilangkan mulai sekarang sikap menilai, menghukumi seseorang dengan keinginan kita sendiri.
Tidak pantas hanyalah sebuah wayang menilai wayang yang lain, apalagi memprotes dan meminta seperti yang lain dengan maksud iri. Tenanglah, seorang dalang akan membuat wayang sesuai dengan karakternya. Jadi terima saja keadaan kita yang sekarang ini, karena inilah yang paling pantas untuk kita. Semakin memprotes akan semakin tidak pantas. Jalan terbaik yang kita lalui adalah menerima apa adanya dan mensyukuri atas keadaan dan yang terjadi pada kita. Di dunia ini yang pahit belum tentu menyiksa, yang kelihatan sakit tidak pasti akan kesakitan, sebab obat yang pahit akan menyembuhkan sakit, begitu juga wanita melahirkan dengan rasa sakit menanggung beban bertaruh nyawa namun dibalik itu karena rasa cinta terhadap suami dan anak yang dikandungnya semua rasa sakit itu akan hilang menjadi madu.
Comments
Post a Comment