Kabar Dari Ibu
Malam itu angin sedang mencoba memberiku kabar mungkin, dengan merayu-rayu menyapa kulitku hingga rasanya tembus sampai tulang. Namun aku saja yang kurang peka terhadap kode-kode, entah kode apa itu yang jelas malam itu keadaan sunyi, gelisah tak dapat ku hindari dengan di dukung pikiran mawut menjadikan aku semakin terlelap dalam kebingungan.
Setelah aku terdiam sejenak mencoba memikirkan diriku dengan termenung mencari dimana letak kesalahanku. Aku berada di pojok kamar dengan mata terpejam mencoba merenung menikmati mencari-cari kegelisahan ini. Selang bebrapa menit konsentrasiku hilang dengan di kagetkan bunyi tak diundang..gemlutuk..gelmlutuk..gemlutuk..agak lama berbunyi akhirnya aku sadar ternyata handphoneku berbunyi tanda ada pesan masuk.. Coba saja kuambil dan kulihat siapa gerangan yang mengganggu konsentrasiku. Setelah ku buka pesan aku sangat dikagetkan dengan pesan ibuku "lee mantuk o, bapak gerah diutus ngeterke suntik". Langsung saja tanpa basa- basi bertanya aku mengiyakan panggilan ibuku, karena prinsipku ketika ake kecil meminta makan ibu, tanpa bertanya langsung saja diambilkan. Pikirku masal hanya di suruh pulanh saja masih crewet, udahlah urusan lain nanti aja yang penting baktiku pada orang tuaku. Sontak malam itu aku pulang. Pukul 19.30 an aku berangkat pulang, saat di tengah jalan daerah Gondang legi pasti mataku tak kuat untuk berjalan lagi karena ngantuk. Namun tetap ku paksa saja apapun yang terjadi aku harus sampai di rumah. Waktu itu mondar mandir kendaraan berlalu lalang bersamaan itu aku menaiki motor sambil sedikit tidur tersiut. Sampai daerah watudandang hampir saja aku menabrak pengendara lain, wusshh kata-kata kamus hewan keluar dari mulutnya dileplmparkan kepadaku kubalas saja seperti katanya dan kutambahi dewe, misal woo..telo dewe, woo.. ganyong dewe. Setelah itu aku menjadi tidak ngantuk lagi, entah apa yang membuat seperti ini, aku pun berfikir oh iya tidak selamanya kata-kata jelek tidak baik, di setiap sisi kejelekan ternyata ada kebaika. Memang Allah maha asyik seperti kata mbah Sujiwo Tedjo selaku presiden Jancukers.
Tak terasa sambil berfikir tiba-tiba aku sampai di rumahku dusun Bendo desa Mojokendil Kecamatan Ngronggot, dimana tempatnya yang masih sejuk, rimbun dan edikit terkotori asap kendaraan. Sampai di halaman rumah aku turun dan mengetuk pintu "Assalamu'alaikum, bukk kulo mantuk" kata-kata itu ku ulangi beberapa kali dan akhirnya pintu pun di buka mempersilahkan aku masuk. Dengan adat yang ada aku bersaliman dsn ku cium tangan ibuku. Saat itu aku merasa tangan yang paling mulia, mulus adalah tangan ibuku. Kemudian setelah bersaliman kepalaku diangkat dan diberikan sayang di dahi, pipi kanan dan kiri. Disini kata sayang berarti ciuman seorang ibu yang menandakan kasih sayang. Pada keadaan seperti ini pernah temanku berkomentar "kok koyok ch cilik ae awakmu jik di sayang karo bukmu?", ku jawab saja dengan mudah "ya memang sampe kapanpun aku panggah dadi cah cilik nek ngarepe ibukku, sak duwur-duwurku ketika aku nang ngarepe ibukku yo dadi cilik, dan kui ancen adate keluargaku". Kemudian temanku mengangguk sambil berbicara " he'eh tak delok-delok ibukmu yo suayang karo awakmu". Eits,, sudah disini saja cerita kasih sayangnya nanti baper para pembaca, hehe.. Setelah selesai memberiku sayang aku langsung saja menaruh tasku di meja "lee, di damelne kopi mboten?" Tanya ibuku kepadaku. Aku pun menjawab " enggeh buk mboten nopo-nopo, tapi kulo tak ngeteraken bapak rien suntik selak dalu mangke".
Singkat cerita aku mengantarkan bapakku ke dokter, sampai di sana tepat sekali tempatnya sudah sepi, jadi tanpa mengantri langsung saja bisa masuk untuk di periksa. Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya keluar dan langsung ku antarkan pulang. Sampai di rumah aku langsung duduk di meja bersamaan dengan ibukku, berbincang-bincang sambil aku sesekali menyeruput kopi paling mantap se dunia. Waktu ini adalah waktu yang paling aku sukai dimana ibu selalu bertanya-tanya tentang aku," piye lee mondok e?, piye lee kuliah e?, piye lee, sehat to neng kono? Krasan to?" Setelah berbincang-bincang lama diakhir kata pasti memberikan pesan, dan saat itu pesanya benar-benar kuingat sekali dan tertancap di hati "lee, sampean ojo pacaran ya? Ibuk gak lilo pokok, dunyo akhirot gung lilo, wes to nek wayae rabi yo rabi sing penting sampean belajar tenan" dengan mengangguk aku mendengarkan sambil meresapi kata-kata ibuku, sambil aku mendengarkan air mataku juga tak kuat dan ingin keluar rasanya. Pipiku basah akan air mata dan saat menangis aku tidak pernah mengusap air mataku. Biarlah air mata ini mejadi bukti bahwasanya aku pernah menangis karena rasa sayangku pada ibu. Memang aku bisa dibilang laki-laki lemah jika sudah berbicara tentang ibu. Ahh sudahlah,, keadaan menjadi baper nanti. Setelah aku bercengkerama beberapa jam aku memutuskan untuk kembali ke pondok, dan memang malam itu kebetulan hari selasa malam rabu sekalian aku ijin akan hadir di pengajian gus lik, jamsaren. Dan ibuku mengijinkan akhirnya aku berangkat dan sebelum berangkat aku diberikan cium kasih sayang dan berpamitan dengan bapakku. Oke malam itu masih jam stengah 10, pikirku masih dapat barokah lah sampai di Jamsaren. Pukul 10.40 aku berangkat sampai di Jamsaren pukul 10.05 an dan langsung saja aku memesan kopi Jos yang katanya teman-teman enak.
Setelah memesan aku mencari karpet dan mencari tempat duduk di dekat sound sistem agar terdengar jelas pengajianya. Dan tak lama aku duduk akhirnya aku ingin pulang kembali ke pondok. Dan waktu itu aku sudah merasa lega dapat hadir di PMR (Pengajian Malam Rabu) gus lik yang memang benar-benar lama aku tak hadir dalam majlis itu.. Sekian terima kasih..
Lucky Club Casino Site Review & Bonus Code
ReplyDeleteWe have reviewed Lucky Club Casino Site to bring you exclusive sign up bonus and a generous match bonus offer. We also offer some luckyclub of the best casino Rating: 3.9 · Review by LuckyClub.info