Madzhab Joshua







Madzhab Joshua

Malam itu langit nampak terllihat bahagia dengan disusul sentuhan angin malam yang menyambut malam yang penuh barokah. Kebahagiaan langit dapat dilihat dari cara menyambut malam dengan cahaya yang terang, sepertinya hari ini malam telah bersepakat dengan dunia dengan saling berkolaborasi memberikan keindahan. Bulan purnama bersinar dengan dilingkari cahaya cincin yang menjadikan semakin elok nampak seperti wanita yang sedang duduk diatas pelaminan. Ya, hari itu tepat dimalam ahad wage para malaikatnya seorang istri berbondong-bondong menuju tempat dimana para malaikat asli berkumpul dalam suatu majlis bersama para hamba-hamba yang di muliakan Allah untuk mendengarkan ceramah orang-orang solih. hehe itu katanya sih.. 
Saat itu jalan-jalan di desaku dipenuhi dengan aroma wangi seakan-akan wewangian berkumpul menjadi satu seperti layaknya manusia berkumpul. Bagiku malam ahad wage menjadi reuni para wewangian. Malam itu seperti malam di surga, ciee,, seperti pernah kesana saja. Aku mrrasa tentram setiap memandangi seseorang yang lewat menggunakan baju koko putih berkopyah hitam dengan sarung hitam dan juga ibu-ibu muslimat yang saling bercanda gurau. Apa lagi ada yang mencorongg, kilau wajahnya menambah kualitas semangat saja...ni'matnya seperti mengalahkan satu sendokan makan yang pertana ketik pas lapar-laparnya. Wisshh,,jangan terperdaya oleh kata-kata, karena memang hanya kata yang terkadang ada kebenaran dan tidaknya. Terusan cerita Kupandangi setiap orang yang lewat dengan pandangan yang dalam dan dalam hatiku berkata "Alhamdulillah aku masih bisa melihat dan berjumpa dengan orang-orang soleh dan semoga orang-orang itu serta desaku menjadi desa yang engkau ridhoi ya Allah". Setelah duduk dipinggiran beberapa menit aku sontak berlari menuju mushola dengan hati yang gembira aku ikut bersalaman dan menyambut para ulama dan kyai-kyai dikampung. Biarkan dikatain kyai kampung tapi aku bangga punya dan ada beliau dikampung ini, beliau semua ilmunya tidak diragukan lagi dan mempunyai derajat tinggi disegani karena kewibawaanya.
Hah,, terlalu lama kita membicarakan sandiwaranya dunia ini tidak akan mulai bercerita. Pengajian pun dimulai dan dibuka dengan sambutan-sambutan kepada para ulama dan kyai dan juga kepada masyarakat kampung. Didepan berjejer para kyai yaitu KH. Maysur, KH. Hamdan Musthofa dan lainya. Microphone pun diberikan kepada KH. Maysur yang merupakan panutan kampung kami. Kata beliau saat menerangkan tentang bab wudhlu "jadi, ketika saya pergi ke suatu tempat saya bertemu dengan seorang laki-laki muda yang akan menunaikan sholat. Kebiasaan sebelum sholat kan pasti wudhlu dulu, eh maksutnya Rukun sholat. Ketika sedang akan berwudhlu sang kyai ini menunggu karena antri dalam pikirnya ah sambil menunggu aku lihat anak muda ini saja gimana cara berwudhlu. Alhasil ketika melihat pemuda ini wudhlu sambil tersenyum kyai ini berkata "lee sampean madzhab e Joshua ya?' Jawab pemuda itu dengan kaget "loh maksutnya gimana yi?" dengan agak tertawa kyai itu menjawab "la, wudhumu koyok Joshua, di obok-obok airnya diobok-obok." Akhirnya pemuda itu diblajari oleh sang kyai itu. 
Dari ceritanya diatas Kyai Maysur pun dalam ngajinya berpesan "Pak, buk yen gadah anak diwulang agomo yo, dikanlne agoomo. Yento diblajari sholat, wudhlu ritek kui penting. Terutama toto kromo yo, mergo wong ngibadah yen ora didasari ilmu kui sia-sia tapi luweh nemen maneh wong bodo nglakoni ngibadah tanpo ngilmu. Siji maneh anak e ditoto diwarai adab toto kromo. Mergo wong ndue ngilmu tapi gak ndue adab kui podo koyok wong nggawe kolor tapi gak gawe katok. Dadi adab kui luweh utomo tinimbang ilmu. .Wong ndue adab luweh disegani, dihormati masio gak ndue ngilmu, ibarat e ngono. Tapi yo kebangetan ya wong sampek gak ndue ngilmu hahaha" tawanya pak kyai yang terlihat bahagia.

Comments

Popular Posts