Antara Gudik dan Nafsu
Antara Gudik dan Nafsu
es_tosjr
Kata Gudik sudah tidak asing dikalangan para santriwan ataupun santri putri, bahkan sudah menjadi suatu adat yang menjadi ciri tradisi dipondok psantren. Eitz... nggak beranjak dari kata santriwan dan santri putri. Mengapa saya menyebut santriwan dan santri putri? Karena, mnurut Gus Nahrowi selaku asatidz di ponpes Al-Amien Kediri yang saya kutip dari mauidzoh hasanahnya yang diundang dalam rangka memperingati Maulid nabi bahwasanya " kata wan itu berarti banyak, misalkan: santriwan yaitu yang banyak santrinya, ilmuwan yaitu yang banyak ilmunya, dll. Selanjutnya mengapa menyebut santri putri kok tidak santriwati? Karena wati dalam bahasa arab artinya dijima', jadi kalau santriwati artinya santri yang dijima'" . Sambil tertawa menjelaskanya, entah itu bercanda atau sungguhan saya tidak tau. Tapi ya masuk akal juga. Itulah sedikit yang saya kutip, kurang lebih sepertibitu. Ya' kita lanjut lagi berbicara tentang gudik. Ada suatu celotehan/ dagelan mengatakan jika kamu belum tergudikan maupun tergudiki, maka kamu blum bisa disebut santri dan ilmumu blum masuk hee..he. Kata tergudikan dalam kamus pasang-pasang masang berarti terkena gudik, yang lebih-lebih bisa disebut kutukan. Dan akan hilang ketika kamu mampu menghilangkan kutukan itu misalkan dengan tidak memakan makanan yang berbau protein seperti : telur, terasi, ikan, dll. Ciee semacam pangeran katak yang berpuasa menghilangkan kutukan. Dan selanjutnya kata tergudiki ini memiliki arti terkena penularan dan ditulari. Menakutkan bukan ..ferguso.
Pernah dulu bapak saya berkata sebelum saya berangkat mondok, kurang lebih seperti ini "lee, cah bagus yen mbesuk smean mondok bakal oleh cobo pertama yoiku gudik. Sampean gak usah wedi gak usah bingung piye marekne lan nambani, kui bakal ilang dewe nek sampean iso sabar. Yen mbesuk ngalami kui, umbaren ae ben kecelik. Siji maneh nek sampean wss gudiken berarti wes dadi santri tenan lan ilmune mulai masuk manfaat". Kata-kata seperti itu tertancap dihatiku dan menjadikan lebih semangat untuk belajar.
Setelah beberapa tahun kemudian kutanyakan kata-kata itu "bah, riyen kok nate ngendikan nek gudiken niku saget disebut santri?" Pertanyaanku dijawab dengan ngakak "tak kandani ngunu ben sampean rabingung ae pas kenek gudik, gak ngganggu belajarmu". Oh kmudian kataku dalam hati, benar ternyata dugaanku selama ini, dan benar juga agar aku tidak khawatir dan menurutku penting jug doktrin seperti ini. Karena yang pernah saya temui ada seorang yang mondok, baru beberapa bulan diPesantren akhirnya boyong. Setelah saya tanya mengapa kamu boyong padahal baru masuk kamu, dan jawabnya gaes mengejutkan "karena gudiken, dan gak bisa sembuh-sembuh". Langsung dalam batinku "orang sehat i ya butuh waktu, la faktanya sekarang juga sembuh". Ok Ferguso, setelah membicarakan gudik kita agak menyinggung sdikit tntang nafsu. Dua kata ini saling berkesinambungan, yaitu antara gudik dan nafsu hampir mempunyai pengertian yang sama. Keduanya mungkin bisa disebut seperti bersaudara tepatnya. Ketika kamu sedang menghadapi dilema oleh nafsu, lalu kamu terus mengikuti dan menurutinya itu akan semakin membuat nafsu itu menjadi manja dan ingin dimanja. Lanjut Ferguso, kita analogikan sperti halnya seorang santri terkena gudik, ketika dia terus mengikuti rasa gatal dan berkeinginan untuk mengukurinya ( menggaruk- garuk) maka gudik itu akan memintamu untuk menggaruknya terus menerus dan merajalela. Akhirnya timbullah nlinyem (infeksi) dimana2, bgitu juga dengan nafsu. Jika smakin kamu turuti kemauan nafsu itu, maka akan smakin merajalela dan memintamu sedikit-sedikit menurutimua. Akhirnya juga hidupmu akan nlinyem (infeksi) juga sperti gudik..
Sedikit asal gudik gaes yang pernah saya alami. Mula- mula gatal2 biasa lalu ada hasrat ingin menggaruk dan hasrat itu akan terus minta dituruti. Jika kita menggaruknya, maka gatal yang ditimbulkan bakteri itu menyebar kemana- mana. Begitupun nafsu, mula2 senang biasa lalu ada hasrat ingin mengenal dan ktika kamu mnuruti hasratmu itu maka akan minta kmana2 sperti halnya gudik tadi. Dari sini kita bisa menyimpulkan keduanya hampir sama dan mempunyai knikmatan yg tiada tara , jadi nafsu itu seperti gudik yang jika kamu semakin menggaruk2 kamu akan nlinyem ( mborok2, nanah juga mungkin).
SEKIAN TERIMA KASIH.
Auto kukur si, mantap tulisane doktrin yang penting bagi seorang yang baru nyantri dan takut akan mitos mitos yang ada di pondok. Salah satunya yaitu gudik
ReplyDeleteLanjutkan berkarya salam literasi
Tata letak kang
ReplyDeleteMantab kang tasik
ReplyDelete