Kopi dan Rokok Seperti Pacarku
Sudah tak asing lagi nama kopi dan rokok dalam benak seorang santri. Apalagi seorang santri salafi yang full ketat, full kental ngajinya seakan-seakan kopi dan rokok itu sebgai pembias rasa galau, penyemangat untuk belajar, pemacu kepahaman dalam belajar,dll. Pernah saya mewawancarai kepada seorang santri juga seorang pecandu kopi dan rokok. Kala itu bertemu disebuah warung kopi yang amat sangat melegenda didaerah Kediri, tepatnya didesa Rejomulyo yang terkenal dengan kopi Mbah ji alias kopinya mbah Samaji. Disitu kami saling mengobrol kesana kemari sampai saya menanyakan satu pertanyaan yang membuat saya penasaran sampai sekarang. Oh iya nama santri tersebut yaitu Kang Wildan yang biasa dipanggil kang Gendon.
Niki kang kopine, kopi cingkir pahit nggih? Suara pengantar kopi menghampiri. Tanpa pikir panjang kang wildan menjawab dengan kebiasaan clolekanya. "Woalah, mas kulo pesen kopi sedengan kok kopi malah kopi pahit mas-mas nek jomblo ya gausah dipiker nemen-nemen" yang kebetulan itu penyajinya temanya sendiri, dan mungkin karena kondiangnya kang gendon yang sembari dari kelas 2 Aliyah sampai smester 9 yang sekarang ini sudah rutinan ngopi di Samaji ya mungkin juga karena itu dia berani clolekan. Dan akhirnya pun kopi dibuatkan dan disajikan. Menurut kang gendon kopi itu seperti pacarku bahkan cintaku mungkin, karena selalu membuatku semangat menjadikan hidupku lebih bermakna misalkan ketika saya dibangunkan ketika saya belajar, menghafal lalaran atau melakukan apapun saya menjadi semangat ketika ada kopi. Jadi memahami sesuatu itu dengan mudah seakan-akan. Dan sampai saat ini aku tidak tau mengapa diriku lebih mencintai kopi dari pada seorang wanita. Selanjutnya mengenai Rokok itu seperti kerinduan. Jadi begini, ketika saya ngopi tanpa disertai oleh rokok seakan-akan ada yang kurang, bibirku terasa gatal kang. Seakan-akan bibirku lagi rindu-rindunya seperti seorang pasangan yang saling merindukan, mungkin jika di ibaratkan seperti rindunya bumi yang kering terhadap hujan. Jadi antara kopi dan rokok menurut saya saling berkesinambungan saling melengkapi, bahkan sudah saya anggap seperti pacarku mungkin. Satu lagi kata-kata saya untuk smean kang "Memang kopi itu ni'mat, pembias masalah dapat menyelesaikan masalah, sekali-kali lah kamu coba jangan mengkambing hitamkan kopi terhadap masalahmu,tapi cobalah kamu ngopi setelah urusan dan masalahmu selesai maka ni'matnya akan lebih terasa ni'mat". Itu kopi dan rokok menurut versinya kang Gendon. Mengapa saya mengambil dari kang gendon. Karena Kang Gendon ini seorang pengopi sejati,, eitzz... tapi bukan copy paste ya, hehee kang wildan atau kang Gendon ini ahli kopi sejati, tiada hari tanpa waktu. Dan yang saya amati stiap waktu entah pagi siang ataupun sore pasti ngopi. Sempat juga saya berfikir " apa orang ini dulu ibunya waktu melahirkan nyidamnya minum kopi ya. ,, heee..hee". Maaf kang saya
Dari sini Makanya saya mengambil informasi darinya. Karena mnurut saya kang Gendon seorang kopier sejati. Bahkan mungkin bisa disebut Dewo Kopi. Kalau yang saya simpulkan dari pesan dan cerita dari Kang Gendon "Jika dengan kopi kamu bisa nyaman, tak berdosa bahkam bermanfaat, mengapa harus bersama pacar yang hanya akan membuatmu terjerumus dalam kema'siatan, dan juga perbuatan dosa". Cukup sekian mungkin untuk informasinya jika kurang lengkap bisa temui langsung Kang Gendon diwarung samaji, itu sudah pasti ada dan bertemu. Eh satu lagi orang-orang lebih mengenal nama kang Gendon daripada kang Wildan. Jadi ketika ingin menemuinya cari saja yang namanya Kang Gendon.
Comments
Post a Comment